KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
limpahan rahmatnya maka penulis telah menyelesaikan sebuah makalah ini sebagai
Ujian Akhir Semester mata kuliah Ilmu Sosial dan Kebudayaan Dasar. Berikut ini
penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul “Keterkaitan Masayarakat
Indonesia dengan Pola Kebudayaan”. Dalam pembahasannya, karya tulis ini
mengangkat tentang unsur-unsur manusia, hakekat manusia, kepribadian bangsa
Indonesia, pengertian kebudayaan, unsur-unsur kebudayaan, wujud kebudayaan,
orieantasi nilai budaya, perubahan kebudayaan, kaitan masyarakat Indonesia
dengan pola kebudayaan.
Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta dan memohon maaf
bilamana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang penulis buat
kurang tepat. Kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan penulis. Dengan
ini penulis ingin mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa hormat dan
terima kasih.
DAFTAR ISI
Judul
1
Kata Pengantar
2
Daftar Isi
3
BAB I Pendahuluan
4
1.1 Latar Belakang
4
1.2 Rumusan Masalah
4
1.3 Tujuan Masalah
4
BAB II Pembahasan
5
2.1 Manusia
5
2.2 Hakekat Manusia
6
2.3 Kepribadian Bangsa Indonesia
6
2.4 Pengertian Kebudayaan
7
2.5 Unsur-unsur Kebudayaan
2.6 Perubahan Kebudayaan
10
2.7 Kaitan Manusia dan Kebudayaan
11
BAB III Penutup
13
3.1 Kesimpulan
13
Daftar Pustaka
16
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Manusia dan kebudayaan merupakan dua
hal yang tidak dapat dipisahkan karena pada dasarnya manusia akan hidup sesuai
dengan kebudayaan yang ada di daerah yang di tempatinya. Secara biologis,
manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens, sebuah spesies primata dari
golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam segi religi, dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang
bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan
keTuhanan atau makhluk hidup. Selain itu manusia merupakan makhluk sosial yang
berinteraksi satu sama lain dan melakukan suatu kebiasaan-kebiasaan tertentu
yang pada akhirnya menjadi budaya yang biasa atau biasa disebut kebiasaan
mereka. Kebudayaan merupakan produk manusia, dan manusia itu sendiri adalah
produk kebudayaan. Dengan kata lain, kebudayaan ada karena manusia yang
menciptakannya dan manusia dapat hidup ditengah kebudayaan yang
diciptakannya. Kebudayaan akan terus hidup manakala ada manusia sebagai
pendudukungnya dan kebudayaan mempunyai kegunaan yang sangat besar bagi manusia
di dalam kehidupannya. Maka jelas dikatakan manusia tidak bisa luput dari pola
kebudayaan disekitarnya.
- Rumusan Masalah
- Bagaimana kita dapat menjelaskan unsur-unsur yang membangun manusia?
- Bagaimana kita dapat menjelaskan dan membedakan hakekat manusiaw?
- Bagaimana kita dapat menjelaskan kepribadian dari bangsa timur?
- Apa pengertian dari kebudayaan?
- Apa saja unsur-unsur dari kebudayaan itu?
- Bagaimana perubahan kebudayaan itu bisa terjadi berdasarkan faktor yang mempengaruhi?
- Apa saja penyebab terjadinya perubahan budaya
- Bagaimana kita dapat menjelaskan kaitan antara manusia dengan kebudayaan?
- Tujuan Masalah
Tujuan dari karya ilmiah ini adalah
bagaimana mahasiswa dapat memahami berbagai kebudayaan kenyataan yang
diwujudkan oleh kebudayaan dan dapat menjelaskan hubungan antara manusia dan
kebudayaan , mengetahui hakekat manusia, mengetahui semua unsur-unsur
kebudayaan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Manusia
Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling
sempurna menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secara turun
menurun. Budaya tercipta dari kegiatan sehari hari juga dari kejadian –
kejadian yang sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa.
Manusia memegang peranan yang unik
dan dapat di pandang dalam beberapa pandangan berdasarkan bidang ilmunya. Ada
dua macam pandangan yang akan menjadi acuan untuk menjelaskan unsur-unsur yang
membangun manusia.
- Manusia terdiri dari empat unsur yang saling terkait, yaitu:
- Jasad : badan kasar manusia yang dapat dilihat, raba dan menempati ruang dan waktu.
- Hayat : mengandung unsur hidup, yang di tandai dengan gerak.
- Ruh : bimbingan dan pimpinan Tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan memahami kebenaran, suatu kemampuan mencipta yang bersifat konseptual yang menjadi pusat lahirnya kebudayaan.
- Nafs : dalam pengertian diri atau keakuan, yaitu kesadaran akan diri sendiri.( Asy’arie, 1992 hal: 62-84).
- Manusia sebagai satu kepribadian yang mengandung tiga unsur, yaitu:
- Id, merupakan struktur kepribadian yang paling primitive dan paling tidak tampak. Id diatur oleh kesenangan yang harus di penuhi,baik secara langsung melalui pengalaman atau tidak langsung melalui mimpi atau khayalan.
- Ego, sering disebut “eksekutif” karena peranannya dalam menghubungkan kepuasan Id dengan saluran sosial agar dapat di terima oleh masyarakat. Ego diatur oleh prinsip realitas dan mulai berkembang pada anak antara usia satu dan dua tahun.
- Super ego, merupakan struktur kepribadian terakhir yang muncul kira-kira pada usia lima tahun. Super ego menunjukan pola aturan yang dalam derajat tertentu menghasilkan kontrol diri melalui sistem imbalan dan hukuman terinternalisasi. (freud, dalam Brennan, 1991; hal 205-206).
2.2 Hakekat Manusia
Hakikat Manusia adalah makhluk yang
kuat, ada juga yang menyebut hakikat manusia adalah makhluk yang sempurna , ada
juga yang menyebutnya makhluk paling cerdas dari semua itu menunjukan
bahwa hakikat manusia adalah mahkluk yang positif. Manusia dengan segala sifat
dan karakternya, diciptakan dengan sebegitu sempurnanya.
Hakekat manusia adalah sebagai berikut :
- Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
- Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial.
- Yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
- Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai (tuntas) selama hidupnya.
- Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati
- Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya merupakan ketakterdugaan dengan potensi yang tak terbatas
- Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan jahat.
- Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan sosial, bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.
2.3 Kepribadian Bangsa Indonesia
Indonesia termasuk dalam negara
bagian timur, secara kultural di bangsa timur, masayakatnya memiliki suatu
karakter yang mencerminkan masyarakat yang menganut budaya dari Timur (Asia
& Timur-Tengah), yang menunjukkan ke-khasan dan pola pikir dan kebiasaan
yang terdapat di daerah Timur. Pada umumnya, kepribadian bangsa timur
merupakan kepribadian yang mempunyai sifat teposeliro atau memiliki
sifat toleransi yang tinggi. Dalam berdemokrasi bangsa timur umumnya aktif
dalam mengutarakan aspirasi rakyat. Selain itu juga identik dengan tutur kata
yang lemah lembut dan sopan dalam bergaul maupun dalam berpakaian.
Kepribadian
masyarakat Indonesia merupakan hasil kompleks kekuatan yang merupakan aksi dan
reaksi timbal balik, dapat dilihat sebagai cara masyarakat berpikir yang
berbeda, rasa, dan berprilaku. Setiap kita dilahirkan unik, dengan kecendrungan
warisan talenta yang mempengaruhi kepribadian perseorangan masyarakat kita.
Tetapi masyarakat tempat hidup mungkin memberikan bahkan berpengaruh yang lebih
kuat atas kepribadian kepribadian kita. Proses ikut ambil bagian dan belajar
yang menghasilkan ciri-ciri kepribadian yang khusus. Pancasila merupakan
kepribadian bangsa Indonesia yang vital yang masih dipegang sebagai pedoman
hidup bangsa Indonesia.
Contoh
contoh kepribadian yang dimiliki bangsa Indonesia antara lain, misalnya daerah
Jawa, sebagian besar mereka bertutur kata dengan lembut dan sopan. Dan terdapat
beberapa aturan atau larangan yang tidak boleh dilakukan menurut versi orang
dulu yang sebenarnya mengandung nasihat yang membangun. Seperti tidak boleh
duduk di depan pintu. Hal tersebut merupakan ciri khas kepribadian yang unik.
Contoh lainnya, bangsa Indonesia masih banyak yang melaksanakan upacara-upacara
adat dan tarian khas dari masing-masing daerah. Contohnya daerah Bali yang
masih melaksanakan tarian khas daerahnya yaitu tarian pendet, kecak, tarian
barong. Orang Banja di daerah Kalimantan Selatan, misalnya
menidurkan anak kecil umur enam bulan dengan cara mendudukannya dan mengikatnya
dalam ayunan yang disebut dipukung. Tujuannya supaya anak kecil itu dapat tidur
nyenyak. Orang Sunda di Desa Banjarsari, menidurkan anak kecil juga dalam
ayunan denga cara membaringkannya dengan tujuan yang sama.
2.4 Pengertian Kebudayaan
Kata kebudayaan berasal dari kata budh dalam bahasa Sansekerta yang
berarti akal, kemudian menjadi kata budhi (tunggal) atau budhaya
(majemuk), sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil pemikiran atau akal
manusia. Kebudayaan, cultuur (bahasa belanda), culture (bahasa inggris),
tsaqafah (bahasa arab), berasal dari perkataan latin “colere” yang
artinya mengolah, mengerjakan, menyuburkan dan mengembangkan, terutama mengolah
tanah atau bertani. Dari segi arti ini berkembanglah arti culture sebagai
“segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam”.
Dalam disiplin ilmu antropologi
budaya, kebudayaan dan budaya itu diartikan sama (Koentjaraningrat, 1980:195).
Namun dalam IBD dibedakan antara budaya dan kebudayaan, karena IBD berbicara
tentang dunia idea tau nilai, bukan hasil fisiknya. Secara sederhana pengertian
kebudayaan dan budaya dalam IBD mengacu pada pengertian sebagai berikut :
- Kebudayaan dalam arti luas, adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.
- Kebudayaan dalam arti sempit dapat disebut dengan istilah budaya atau sering disebut kultur yang mengandung pengertian keseluruhan sistem gagasan dan tindakan.
Kebudayaan menurut Ki Hajar
Dewantara berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap
dua pengaruh kuat, yakni alam dan zaman (kodrat dan masyarakat) yang merupakan
bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran
di dalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan
yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.
2.5 Unsur-unsur Kebudayaan
Menurut Kluckhohn ada tujuh unsur dalam kebudayaan
universal, yaitu system religi dan upacara keagamaan, system organisasi
kemasyarakatan, system pengetahuan, system mata pencaharian hidup, system
tekhnologi dan peralatan, bahasa, serta kesenian. Untuk lebih jelas,
masing-masing diberi uraian sebagai berikut.
- Sistem religi dan upacara keagamaan, merupakan produk manusia sebagai homo religious. Manusia yang memiliki kecerdasan pikiran dan perasaan luhur, tanggap bahwa di atas kekuatan dirinya terdapat kekuatan lain yang Mahabesar yang dapat “menghitam-putihkan” kehidupannya. Oleh karena itu, manusia takut sehingga menyembah-Nya dan lahirlah kepercayaan yang sekarang menjadi agama. Untuk membujuk kekuatan besar tersebut agar mau menuruti kamauan manusia, dilakukan usaha yang diwujudkan dalam system religi dan upacara keagamaan.
- Sistem organisasi kemasyarakatan, merupakan produk dari manusia sebagai homo socius. Manusia sadar bahwa tubuhnya lemah. Namun, dengan akalnya manusia membentuk kekuatan dengan cara menyusun organisasi kemasyarakatan yang merupakan tempat bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, yaitu meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
- Sistem pengetahuan, merupakan produk dari manusia sebagai homo sapiens. Pengetahuan dapat diperoleh dari pemikiran sendiri, disamping itu dapat juga dari pemikiran orang lain. Kemampuan manusia untuk mengingat apa yang telah diketahui, kemudian menyampaikannya kepada orang lain melalui bahasa menyebabkan pengetahuan ini menyebar luas.
- Sistem mata pencaharian hidup, yang merupakan produk dari manusia sebagai homo economicus menjadikan tingkat kehidupan manusia secara umum terus meningkat.
- Sistem teknologi dan peralatan, merupakan produksi dari manusia sebagai homo faber. Bersumber dari pemikirannya yang cerdas serta dibantu dengan tangannya yang dapat memegang sesuatu dengan erat, manusia dapat menciptakan sekaligus mempergunakan suatu alat. Dengan alat-alat ciptaannya itu, manusia dapat lebih mampu mencukupi kebutuhannya daripada binatang.
- Bahasa, merupakan produk dari manusia sebagai homo longuens. Bahasa manusia pada mulanya diwujudkan dalam bentuk tanda (kode), yang kemudian disempurnakan dalam bentuk bahasa lisan, dan akhirnya menjadi bahasa tulisan.
- Kesenian, merupakan hasil dari manusia sebagai homo esteticus. Setelah manusia dapat mencukupi kebutuhan fisiknya maka manusia perlu dan selalu mencari pemuas untuk memenuhi kebutuhan psikisnya.
2.6 Perubahan Kebudayaan
Pengertian perubahan kebudayaan
adalah suatu keadaan dalam masyarakat yang terjadi karena ketidak sesuaian
diantara unsur-unsur kebudayaan yang saling berbeda sehingga tercapai keadaan
yang tidak serasi fungsinya bagi kehidupan. Masyarakat dan kebudayaan dimanapun
selalu dalam keadaan berubah, sekalipun masyarakat dan kebudayaan primitif yang
terisolasi dari berbagai hubungan dengan masyarakat lainnya. Gerak kebudayaan
adalah gerak manusia yang hidup dalam masyarakat yang menjadi wadah kebudayaan
tadi. Gerak manusia terjadi oleh karena ia mengadakan hubungan-hubungan dengan
manusia lainnya. Artinya karena terjadi hubungan antar kelompok manusia di
dalam masyarakat.
Terjadinya gerak/perubahan disebabkan oleh beberapa
hal, yaitu:
- Sebab-sebab yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri
- Sebab-sebab perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup. Masyarakat yang hidupnya terbuka, yang berada dalam jalur-jalur hubungan dengan masyarakat dan kebudayaan lain cenderung untuk berubah lebih cepat.
Pada umumnya generasi muda dianggap sebagai
individu-individu yang cepat menerima unsur-unsur kebudayaan asing yang masuk
melalui proses akulturasi. Suatu masyarakat yang terkena proses akulturasi
selalu ada kelompok-kelompok individu yang sukar sekali atau bahkan tak dapat
menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi.
Beberapa faktor yang mempengaruhi diterima atau
tidaknya suatu unsur kebudayaan baru diantaranya
- Terbatasnya masyarakat memiliki hubungan atau kontak dengan kebudayaan dan dengan orang-orang yang berasal dari luar masyarakat tersebut.
- Jika pandangan hidup dan nilai-nilai yang dominan dalam suatu kebudayaan ditentukan oleh nilai-nilai agama dan ajaran ini terjalin erat dalam keseluruhan pranata yang ada, maka penerimaan unsur baru itu mengalami hambatan dan harus disensor dulu oleh berbagai ukuran yang berlandaskan ajaran agama yang berlaku.
- Corak struktur sosial suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan kebudayaan baru.
- Suatu unsur kebudayaan diterima jika sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang menjadi landasan bagi diterimanya unsur kebudayaan yang baru tersebut.
- Apabila unsur yang baru itu memiliki skala kegiatan yang terbatas dan dapat dengan mudah dibuktikan kegunaannya oleh warga masyarakat yang bersangkutan.
2.7 Kaitan Masyarakat Indonesia
dengan Kebudayaan
Dalam sosiologi manusia dan
kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa walaupun keduanya
berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan
kebudayaan, dan setelah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur hidup
manusia agar sesuai dcngannya. Tampak bahwa keduanya akhimya merupakan satu
kesatuan. Contoh sederhana yang dapat kita lihat adalah hubungan antara
manusia dengan peraturan – peraturan kemasyarakatan. Pada saat awalnya
peraturan itu dibuat oleh manusia, setelah peraturan itu jadi maka manusia yang
membuatnya harus patuh kepada peraturan yang dibuatnya sendiri itu. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa manusia tidak dapat dilepaskan dari
kebudayaan, karena kebudayaan itu merupakan perwujudan dari manusia itu
sendiri.
Kepribadian merupakan faktor kunci
dalam mendefinisikan keunikan dalam individu dan membentuk individu tersebut
melalui sebuah kehidupan. Budaya adaah cara hidup. Budaya tidak hanya melihat
berdasarkan nilai – nilai sadar kita, tetapi juga melihat asumsi dan percaya
pada perembangannya. Budaya merupakan faktor penting dalam membentuk suatu
kepribadian.
Studi budaya dan kepribadian
berusaha untuk memahami pertumbuhan perkembangan Identitas pribadi atau social
yang berkaitan dengan lingkungan sosial. Dengan menggunakan beberapa elemen
sosial umum dan mekanisme ada kemungkinan terbentuk fitur umum dan kepribadian
bagi anggota masyarakat.
Hubungan antara budaya sangatlah
jelas, karena kepribadian terdiri dari sebagian besar Internalisasi unsure
budaya. Budaya adalah aspek kepribadian kolektif. Dan munculnya kepribadian
dibedakan atas beberapa subkultur, diantaranya :
- Etnis
- Kelas Sosial
- Agama dan
- Kriterian Pekerjaan
Budaya diwariskan melalui bahasa dan
bermacam – macam prilaku dan dapat dimungkinkan manusia berinteraksi dalam
bahasa yang sama dan hidup di zaman yang sama. Kita adalah pewaris kebudayaan,
setiap individu yang baru muncul akan mengikuti tatanan kebudayaan kita. Dan
kepribadian sangat di tentukan oleh faktor kebudayaan yang terjadi pada
lingkungannya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan
yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk
Tuhan yang paling sempurna menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan
melestarikannya secara turun menurun. Budaya tercipta dari kegiatan sehari hari
dan juga dari kejadian – kejadian yang sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa.
Ada dua macam pandangan yang akan menjadi acuan untuk
menjelaskan unsur-unsur yang membangun manusia.
- Manusia terdiri dari empat unsur yang saling terkait, yaitu:
- Jasad
- Hayat
- Ruh
- Nafs
- Manusia sebagai satu kepribadian yang mengandung tiga unsur, yaitu:
- Id,
- Ego
- Super ego
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa
kepribadian dan kebudayaan memiliki keterkaitan yang sangat erat. Kebudayaan
menjadi faktor yang sangat penting terbentuknya suatu kepribadian. Dunia
Internasional dapat mengenal Indonesia karena memiliki keaneka ragamann budaya
yang cukup banyak dan dalam setiap daerah memiliki ciri khas masing – masing
serta kepribadiannya.
Kebudayaan mencerminkan kepribadian bangsa kita dan
kita wajib untuk menjaganya jangan sampai rusak taupun hilang bahkan kita harus
melestarikannya. Selain itu kita dapat menjadikannya sumber kekuatan untuk
ketahanan budaya nasional bangsa Indonesia. Pemerintah dan masyarakat mempunyai
peran yang penting agar dapat terwujudnya suatu cirri khas jati diri Bangsa
Indonesia.
note : jika kamu ingin copy makalah ini, alangkah baiknya untuk tetap membaca sehingga paham dan bisa dikembangakan dengan pemikiran sendiri, terimakasih
by : Sitnuuurhas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar